Sebelum aku mengulas lebih lanjut. Perkenalkan aku pendatang baru, seorang blogger juga tapi bukan blogger yang suka bikin onar. Kalau memang ada kesamaan nama, bukan berarti aku bermaksud untuk mencedrai nama yang sudah ada. Apalagi nama yang tercantum dalam account nggak bisa di claim milik seseorang termasuk yang memiliki nama pena yang sama. Insyaallah Account ini nggak akan melanggar aturan pemilik kompasiana.
Bagi anda penggemar dan mungkin pemuja account dengan nama yang sama, sebaiknya anda perhatikan baik-baik agar nggak terkecoh dengan kehadiran account ini.
Aku termasuk silent reader sebelumnya dan memiliki beberapa teman yang sudah lama menulis di kompasiana ini. Ada beberapa penulis berbakat yang aku kagumi di sini, mereka memiliki gaya menulis yang baik dan memiliki karakter yang jelas.
Walau nggak memiliki banyak waktu untuk mengamati satu persatu tulisan yang ada di Kompasiana. Namun ketika membuka kompasiana, cukup jelas terlihat para penguasa bagian teraktual yang disediakan pemilik kompasiana. Paling nggak untuk kurun waktu beberapa bulan belakangan ini, terlihat hanya beberapa penulis yang sering menguasai posisi tersebut.
Tadinya aku berpikir, tulisan teraktual benar-benar disortir juga oleh admin selain divote oleh pembaca. Namun dalam kenyataannya nggak seperti itu. Pantas saja, banyak tulisan yang biasa-biasa saja dapat menduduki posisi tersebut.
Aku nggak tau bagaimana mereka melakukannya, mungkin saja penggemar sang penulis banyak atau mungkin dilakukan dengan cara lain. Tanpa ingin menyelidiki terlalu jauh, aku sendiri menganggap penulis tersebut sebagai penulis hiburan, seorang kritikus karbitan yang ingin mendapat perhatian pembaca. Layaknya Srimulat atau pelawak lainnya
Kalau sang penulis menggaku sebagai seorang blogger Indonesia, aku hanya ingin tanyakan apa yang anda cari di sini? Mencari sensasi untuk promosi blog pribadi ataukah lagi galau, putus cinta, nggak ada kerjaan. Blog anda nggak ada yang ngelirik atau ingin disanjung dan dipuja, lalu memilih membuat onar di sini. Aku cukup kasihan kalau anda dalam keadan seperti itu.
Dia pikir dirinya sudah hebat dengan semudah itu bisa mengkritisi tulisan orang lain atau user kompasiana yang lain bahkan adminpun dikritisinya. Mau berlakuan aturan anda, buat saja blog pribadi dan bermain-main dengan kekuasaan anda di sana. Heii, bangun. Lihat diri anda siapa? Apa nggak mampu lagi membuat tulisan yang baik, bermanfaat dan menginspirasi orang lain. Orang-orang seperti ini nggak punya rasa malu. Dengan modal bersembunyi dibalik account bodong dikiranya bebas melecehkan orang lain.
Dalam bahasa lainnya, aku bisa menilai sebagai perilaku childish. Berusaha mencari sensasi dengan berbagai macam cara. Seperti seorang anak manja, yang kurang perhatian. Kasihan sekali.
Sebagai pembaca Kompasiana, aku mungkin belum terlalu lama. Namun dengan membaca ulasan seorang penulis senior Kompasiana, Rengile, yang bergabung di Kompasiana sejak 5 May 2009. Melalui tulisan Membunuh Kompasiana Itu Mudah, aku sangat paham terhadap beberapa catatan yang beliau berikan.
Kalau dugaan perilaku aneh sudah terjadi sejak lama, aku sangat percaya bahwa perilaku penulis seperti yang aku katakan sebelumnya, nggak akan bertahan lama. Aku ingin lihat, sampai sejauh mana sensasi yang dicarinya. Sampai dimana bendera dikibarkannya, dan manfaat apa yang akan dipetiknya.
Aku hanya bisa tertawa dan merasa kasihan. Seandainya memiliki potensi yang baik, sebaiknya mengevaluasi diri sajalah dan jadilah penulis yang baik. Anda hanya sebuah lelucon, selingan diantara berbagai tulisan berbobot yang ada di Kompasiana. Hanya seorang looser atau pecundang yang berperilaku seperti itu.
Terima kasih telah membaca artikel tentang Google Buka Kantor, Tak Ada Menteri yang Datang di blog Indo Elektronika jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini di web browser anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.